TTKKBI JABAR – Dalam sebuah perhelatan yang penuh makna dan semarak, Tjimande Tari Kolot Karuhun Banten Indonesia (TTKKBI) menggelar deklarasi pembentukan Dewan Pimpinan Wilayah I Jawa Barat sekaligus melantik jajaran pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) I Jawa Barat dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) II Bandung Raya untuk periode 2025-2030.
Acara ini berlangsung dengan megah di Gedung Laga Silat, Komplek SPORT JAWA BARAT, Arcamanik, Kota Bandung, pada Sabtu (25/1/2025) dan menjadi momentum penting dalam pelestarian seni bela diri tradisional Pencak Silat di Indonesia.
Pada prosesi utama, Ketua DPP TTKKBI, H. Tb. Arif Hidayat, secara resmi melantik Erin Rahmat, S.I.P. sebagai Ketua DPW I Jawa Barat. Dalam momen yang sama, sebagai ketua DPW I Jawa Barat, Erin Rahmat, selanjutnya juga melantik Wibowo Hindarto sebagai Ketua DPW II Bandung Raya, menandai tonggak baru bagi TTKKBI di wilayah Jawa Barat.
Kehadiran Tokoh Penting dan Tradisi yang Memukau
Acara ini dihadiri berbagai tokoh nasional dan daerah, seperti Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) TTKKBI, H. Tb. Arif Hidayat, Sekretaris Jenderal DPP TTKKBI Dodi Suryana, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) I Provinsi Banten, H. Hudi Nurhudiyat, S.Ag, S.H., M.H., utusan Kapolda Jawa Barat Kombes Gunarso (Direktur Binmas Polda Jawa Barat), serta tokoh budaya Sunda Irjen. Pol. (Purn.) Dr. Drs. H. Anton Charliyan, M.P.K.N.. Turut hadir pula perwakilan DPW II Banten, utusan DPC di Banten, sejumlah paguron dan padepokan di wilayah Jawa Barat dan Bandung Raya.
Perwakilan DISPORA Jawa Barat, Bapak Drs. H Embun Pragnyamartha, M.M dan DISPARBUD Jawa Barat Ibu Yeti Rosmiati, S.Sos, M.Si, Ibu Ratna, S,STP, M.Si. Tokoh pencak silat Sunda, Gending Raspuzi, S.H., Bapak H.M Bahrul Hidayat, S.H, M.H, PPSI Bandung Bapak Ridwansyah, bersama tokoh masyarakat lainnya juga turut menghadiri acara tersebut.
Kemeriahan acara tidak hanya terlihat dari prosesi pelantikan, tetapi juga dari berbagai penampilan seni tradisional yang memukau. Atraksi pencak silat, debus, dan tarian khas Sunda menghidupkan suasana. Kehadiran Ketua Umum DPP, H. Tb. Arif Hidayat, bahkan disambut dengan Sisingaan (Gotong Singa) dan prosesi adat Lengser, tradisi khas Sunda untuk menyambut tamu kehormatan dengan penuh kehangatan dan hormat.
Harapan Besar dari Ketua Umum TTKKBI
Dalam sambutannya, H. Tb. Arif Hidayat menegaskan bahwa TTKKBI memiliki visi besar untuk membawa seni bela diri Indonesia ke kancah internasional. Ia menekankan bahwa meskipun organisasi ini berakar pada Silat Cimande, TTKKBI terbuka bagi aliran bela diri lain untuk bergabung.
“Baik itu silat beksi atau aliran bela diri lainnya, TTKKBI adalah rumah untuk kita bersama. Tujuan kita adalah menjalin silaturahmi dan memperkuat warisan budaya Nusantara,” ungkapnya penuh semangat.
Arif juga menyampaikan harapan besar kepada Erin Rahmat dan Wibowo Hindarto untuk membawa organisasi ini semakin maju di Jawa Barat.
Pencak Silat adalah Identitas Budaya Nusantara
Salah satu momen penting dalam acara ini adalah pidato dari tokoh budaya Sunda, Irjen. Pol. (Purn.) Anton Charliyan. Ia membuka pidatonya dengan salam khas Sunda, sampurasun, seraya mengingatkan pentingnya melestarikan budaya lokal.
“Kadang kita enggan memulai sesuatu dengan tata cara Sunda, padahal budaya adalah identitas kita,” tegas Anton.
Ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap klaim budaya oleh negara lain. “Pencak silat sempat diklaim oleh Malaysia di UNESCO, tapi berkat perjuangan, akhirnya pada 12 Desember 2019, UNESCO menetapkan pencak silat sebagai warisan budaya Nusantara. Ini adalah kemenangan kita, tapi perjuangan melestarikannya tidak boleh berhenti,” tambahnya.
Pesan Kapolda Jawa Barat: Budaya adalah Perekat Persatuan
Utusan Kapolda Jawa Barat, Kombes Gunarso, membacakan sambutan dari Irjen Pol. Dr. Akhmad Wiyagus, S.I.K., M.Si.. Dalam pesannya, Kapolda menyoroti peran besar budaya dalam menyatukan masyarakat.
“Budaya adalah kekuatan besar yang mampu merekatkan perbedaan. Mari kita terus menjaga keamanan, ketertiban, dan kelestarian budaya ini agar tetap menjadi identitas bangsa,” ujar Kombes Gunarso dalam pidatonya. ***
Sumber media: