Tradisi Pencak Silat ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada Sidang ke-14 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage, yang berlangsung di Bogota, Kolombia, 9-14 Desember 2019. Pada sidang tersebut, terdapat 42 nominasi untuk diinskripsi sebagai Warisan Budaya Tak Benda, termasuk tradisi Pencak Silat dari Indonesia.
Pencak silat, lebih dari sekadar seni bela diri, adalah warisan budaya tak benda Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO. Pengakuan ini merupakan suatu kebanggaan bagi seluruh masyarakat Indonesia, karena pencak silat telah diakui sebagai harta karun budaya dunia.
Pencak silat memiliki nilai-nilai universal yang membuatnya relevan di seluruh dunia. Beberapa alasan mengapa pencak silat diakui sebagai warisan budaya dunia antara lain:
- Kekayaan Gerakan dan Filosofi: Setiap gerakan dalam pencak silat memiliki makna filosofis yang mendalam, mencerminkan alam semesta, kehidupan manusia, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Kekayaan gerakan dan filosofi ini membuat pencak silat menjadi bentuk seni yang unik dan menarik.
- Nilai-nilai Luhur: Pencak silat mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kesopanan, disiplin, kerjasama, sportivitas, dan ksatria. Nilai-nilai ini sangat penting untuk membangun karakter individu yang kuat dan masyarakat yang harmonis.
- Identitas Budaya: Pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia. Melalui pencak silat, kita dapat mengenal lebih dalam akar budaya bangsa dan memperkuat rasa nasionalisme.
- Potensi Olahraga: Pencak silat memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai olahraga prestasi. Banyak atlet pencak silat Indonesia yang telah meraih prestasi di tingkat internasional.
Pencak silat adalah warisan budaya yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Dengan melestarikan pencak silat, kita tidak hanya menjaga identitas budaya bangsa, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian warisan budaya dunia. Mari kita bersama-sama mendukung dan mengembangkan pencak silat agar tetap lestari hingga generasi mendatang.